Gelper Dora Emon. |
Kwarta5.com Batam - Geliat Gelanggang Permainan (Gelper) di kota Batam terus berkembang bak cendawan di musim hujan, berpacu seiringnya waktu, buktinya hampir seluruh tempat Batam di kelilingi Gelper.
Kendati ada yang di razia, bukan berarti itu jadi momok bagi pengusaha Gelper lainnya untuk membuka lapak baru.
Buka tutup, itu bukanlah pemandangan yang mengherankan dan memang itulah realita yang sebenarnya. Diduga di razia karena kurang kordinasi.
Berkembangnya Gelper di Batam saat ini tidak menutupi juga bahwa peluangnya telah memberikan lowongan pekerjaan bagi banyak orang di Batam.
Namun di sisi lain, tidak menutupi bahwa akibat Gelper itu sebagian masyarakat juga telah terkena dampak sosialnya, yakni dampak sosial yang serius, harusnya dapat di perhatikan oleh pemerintah kota Batam.
Gara-gara main Gelper, tingkat perceraian di kota Batam meningkat karena suami jarang pulang, kebutuhan anak terabaikan, istri jarang di belai (Jablai) akibatnya selingkuh, ketahuan dan bercerai.
Bahkan yang paling parahnya lagi, gara-gara kecanduan main Gelper, rumah pun ikut tergadai akibat mesin yang di mainkan, tak hose-hose.
Hose adalah kata istilah mesin turun bonus. Kata ini adalah kata yang sangat familiar di kalangan pemain Gelper.
Padahal banyak pemain tidak mengetahui, kalau mesin-mesin Gelper tersebut dapat dipermainkan (Stel) oleh pengusahanya, tujuannya untuk mearaup keuntungan.
Setiap mesin Gelper dapat di Stel pengusahanya sesuai dengan seleranya. Mereka memakai sistem persentase. Biasanya sistem persentase yang dipakai adalah 60 banding 40, 70 banding 30 dan yang paling parahnya ada yang memakai ada 80 banding 20.
Maksud dari persentase yang dimaksud tersebut adalah persentase pemasukan dan pengeluaran, 60% masuk dan 40% keluar.
Rinciannya, jika pemain menghabiskan Rp 1 juta, maka ia akan mendapat hose Rp 400 ribu, Itu jika sitemnya memakai 60 banding 40 dan sisanya Rp 600 ribu lagi di kantongi pemilik Gelper. Bayangkan jika sistemnya memakai persentase 80 banding 20, pengusaha Gelpernya akan meraup banyak keuntungan. Tetapi biasanya tempat Gelper itu akan sepi pemain.
Maka itu jangan heran jika ada meja mesin yang di boking pemain, mengapa? yang pasti yang memboking tersebut telah kalah banyak dan mengharapkan mesin itu nantinya akan hose.
Di tilik dari sisi hukumnya, sepintas memang tidak terlihat unsur judinya. Namun jika ditelusuri lebih jauh pasti ketahuan praktek judinya. Unsur judi tidak terlihat karena penukaran hadiah bukan di lokasi permainan.
Biasanya, setiap pemain yang menang akan diberikan hadiah berupa barang seperti ponsel maupun rokok slop-slopan.
Pemain yang mendapat hadiah nantinya lalu menukarkannya diluar lokasi Gelper. Begitulah modus triknya untuk menghidari delik dari unsur judinya.
Aneh memang, jelas ada unsur judinya, namun tidak bisa di buktikan karena si penukar hadiah beralasan ia membeli ponsel dan rokok dari pemenang Gelper itu karena harganya lebih murah dari biasanya.
Itulah katanya, tetapi setelah itu hadiah yang sudah di tukar tersebut, balik lagi ke lokasi Gelper. Mutar-mutar bolak-balik.
Triknya bagus, namun sangat dipertanyakan, trik tersebut tujuannya untuk apa, apakah untuk membodohi petugas atau hanya untuk membodohi masyarakat di mata hukum. Yang pasti untuk jawaban itu, tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang.(Cw)