Kwarta5.com Batam - BP Batam terus berusaha menggenjot investasi di Batam dengan melakukan promosi ke Taiwan, memenuhi undangan dari Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei mengikuti kegiatan Indonesia Investment Business Forum (IIBF) sebagai rangkaian dari acara Taiwan ASEAN India Strategic Investment Partnership Forum yang diselenggarakan di kota Taipei dan Hsinchu, Taiwan pada tanggal 22 – 25 Juli 2019.
Dalam Investment Business Forum tersebut BP Batam yang diwakili oleh Kepala subdit Promosi, Ferdiana Sumiartony menyampaikan paparan peluang investasi di Batam termasuk fasilitas dan insentif lainnya dengan status Batam FTZ yang akan didapat bagi investor apabila membuka usahanya di Batam.
Sampai dengan tahun 2018 investasi dari Taiwan di Batam terdapat 16 projek dengan nilai investasi 44,154 juta USD menyerap tenaga kerja lokal sekitar 2000 pekerja. Pada semester I tahun 2019 telah masuk investasi baru dari Taiwan, yaitu dari perusahaan Pegatron sebesar 40 juta USD yang akan membuka lapangan kerja sebesar 1800 tenaga kerja lokal.
Kepala KDEI, Didi Sumedi dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia perlu memanfaatkan kesempatan dengan adanya trade war antara China dan Amerika, yang berakibat adanya rencana relokasi usaha perusahaan yang beroperasi di China keluar China.
“Berinvestasi di Indonesia tidak hanya berpeluang memasuki pasar Indonesia sebesar 270 juta jiwa tetapi juga berpeluang untuk memasuki pasar sebesar 4,7 Milyar penduduk dengan adanya perjanjian bilateral dengan beberapa negara seperti India, China, Pakistan, Chili, dll maupun dengan ASEAN dengan total market capital sebesar 47.7 Triliun USD, merupakan 50% dari GDP dunia,” katanya.
Sementara Executive Director of Market Development Department, TAITRA (Taiwan External Trade Development Council), James K.J. Chen mengakui Indonesia merupakan Promosing Land untuk investasi jangka panjang dan saatnya berinvestasi di Indonesia.
Hari pertama kegiatan, delegasi berkesempatan untuk mengunjungi perusahaan Pegatron yang telah membuka salah satu lini produknya di Batam yang diresmikan pada tanggal 9 Juli 2019.
Rombongan diterima oleh Charles Lin Chief Financial Officer dan jajaran. Pada kesempatan tersebut Charles Lin menyatakan bahwa alasan memilih Indonesia untuk mengembangkan usaha Pegatron karena Indonesia memiliki sumber daya yang baik dan juga merupakan waktu yang tepat bagi Pegatron untuk berinvestasi.
“apabila iklim usaha di Batam cukup kondusif, dan biaya logistik cukup kompetitif, maka tidak menutup kemungkinan fasilitas di Batam bisa sebesar fasilitas Pegatron di Shanghai atau Suzhou, dimana kapasitas produksinya bisa menciptakan lapangan kerja sampai dengan 50.000 tenaga kerja,” terangnya.
Direktur Promosi dan Humas BP Batam Dendi Gustinandar mengapresiasi atas pelaksanaan investment business forum tersebut. Ia menyatakan hasil forum itu mendapat respon yang positif dari salah satu asosiasi di Taiwan di bidang Electrical & Electronic, dan berjanji membawa rombongan pengusaha Taiwan berkunjung ke Batam pada awal bulan September tahun ini.
“Hasil pertemuan one on one dengan perusahaan terbesar di Taiwan penghasil produk smart devices juga tertarik menanamkan modalnya di Batam dan akan melakukan kunjungan ke Batam untuk melihat secara langsung iklim investasi di Batam,” imbuhnya.
Ia pun meyakini pihaknya optimis jika terealisasi investasinya di Batam akan mendorong perekonomian Batam semakin bergairah sehingga pertumbuhan ekonomi di Batam diharapkan dapat kembali melebihi pertumbuhan ekonomi nasional seperti yang pernah dicapai di masa lalu.
(Rjl)
Dalam Investment Business Forum tersebut BP Batam yang diwakili oleh Kepala subdit Promosi, Ferdiana Sumiartony menyampaikan paparan peluang investasi di Batam termasuk fasilitas dan insentif lainnya dengan status Batam FTZ yang akan didapat bagi investor apabila membuka usahanya di Batam.
Sampai dengan tahun 2018 investasi dari Taiwan di Batam terdapat 16 projek dengan nilai investasi 44,154 juta USD menyerap tenaga kerja lokal sekitar 2000 pekerja. Pada semester I tahun 2019 telah masuk investasi baru dari Taiwan, yaitu dari perusahaan Pegatron sebesar 40 juta USD yang akan membuka lapangan kerja sebesar 1800 tenaga kerja lokal.
Kepala KDEI, Didi Sumedi dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia perlu memanfaatkan kesempatan dengan adanya trade war antara China dan Amerika, yang berakibat adanya rencana relokasi usaha perusahaan yang beroperasi di China keluar China.
“Berinvestasi di Indonesia tidak hanya berpeluang memasuki pasar Indonesia sebesar 270 juta jiwa tetapi juga berpeluang untuk memasuki pasar sebesar 4,7 Milyar penduduk dengan adanya perjanjian bilateral dengan beberapa negara seperti India, China, Pakistan, Chili, dll maupun dengan ASEAN dengan total market capital sebesar 47.7 Triliun USD, merupakan 50% dari GDP dunia,” katanya.
Sementara Executive Director of Market Development Department, TAITRA (Taiwan External Trade Development Council), James K.J. Chen mengakui Indonesia merupakan Promosing Land untuk investasi jangka panjang dan saatnya berinvestasi di Indonesia.
Hari pertama kegiatan, delegasi berkesempatan untuk mengunjungi perusahaan Pegatron yang telah membuka salah satu lini produknya di Batam yang diresmikan pada tanggal 9 Juli 2019.
Rombongan diterima oleh Charles Lin Chief Financial Officer dan jajaran. Pada kesempatan tersebut Charles Lin menyatakan bahwa alasan memilih Indonesia untuk mengembangkan usaha Pegatron karena Indonesia memiliki sumber daya yang baik dan juga merupakan waktu yang tepat bagi Pegatron untuk berinvestasi.
“apabila iklim usaha di Batam cukup kondusif, dan biaya logistik cukup kompetitif, maka tidak menutup kemungkinan fasilitas di Batam bisa sebesar fasilitas Pegatron di Shanghai atau Suzhou, dimana kapasitas produksinya bisa menciptakan lapangan kerja sampai dengan 50.000 tenaga kerja,” terangnya.
Direktur Promosi dan Humas BP Batam Dendi Gustinandar mengapresiasi atas pelaksanaan investment business forum tersebut. Ia menyatakan hasil forum itu mendapat respon yang positif dari salah satu asosiasi di Taiwan di bidang Electrical & Electronic, dan berjanji membawa rombongan pengusaha Taiwan berkunjung ke Batam pada awal bulan September tahun ini.
“Hasil pertemuan one on one dengan perusahaan terbesar di Taiwan penghasil produk smart devices juga tertarik menanamkan modalnya di Batam dan akan melakukan kunjungan ke Batam untuk melihat secara langsung iklim investasi di Batam,” imbuhnya.
Ia pun meyakini pihaknya optimis jika terealisasi investasinya di Batam akan mendorong perekonomian Batam semakin bergairah sehingga pertumbuhan ekonomi di Batam diharapkan dapat kembali melebihi pertumbuhan ekonomi nasional seperti yang pernah dicapai di masa lalu.
(Rjl)