Kwarta5.com Tanjungpinang,- Upaya menciptakan peluang usaha dan sebagai langkah bagi pemberdayaan perempuan, dinas P3APM Kota Tanjungpinang membuat pelatihan pembuatan Tudong Manto yang dilaksanakan di ruang serbaguna kantor DP3AM. Rahma inginkan peserta yang sudah terlatih dapat membuat galery sendiri karena banyak diminati. Pelatihan dilakukan selama 20 hari sejak 17 Maret dan berakhir 5 April mendatang.
Walikota Tanjungpinang Hj. Rahma S.IP berkesempatan mengunjungi pelatihan tersebut Jumat pagi (2/4) untuk melihat langsung para peserta belajar membuat tudong manto. Terlihat antusias dan semangat dari para peserta yang mengikuti. “Manfaatkan peluang dan kesempatan ini dengan tekun dan serius. Karena tudong manto memiliki potensi usaha yang baik karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Saya harap ilmu yang didapat dari pelatihan ini tidak berhenti sampai di peserta saja tetapi juga diteruskan kepada yang lain”, ucap Rahma saat meninjau.
Rahma menaruh harapan besar kepada seluruh peserta, kedepannya peserta pelatihan memiliki galeri tudong manto sendiri dan memiliki karyawan. “Jaga hasil kualitasnya, karena tudong manto merupakan peninggalan leluhur kita. Jangan sampai merubah filosofi dari tudung manto. Pemerintah akan mendukung dengan membantu pemasarannya melalui dinas terkait”, jelas Rahma.
Diketahui pelatihan diikuti oleh 20 orang yang terdiri dari 10 peserta tingkat dasar, dan 10 peserta tingkat mahir. peserta yang mengikuti pelatihan tingkat mahir adalah alumni peserta tingkat dasar tahun sebelumnya yang cakap dan terus berkarya secara berkelanjutan pasca mengikuti pelatihan.
Kadis DP3APM Rustam SKM, M.Si menjelaskan, kerajinan Tudong Manto merupakan kebudayaan lokal yang pernah berkembang dan mencapai masa keemasannya pada sekitar tahun 1850an. Sehingga pelatihan ini juga merupakan upaya melestarikan budaya daerah.
“Pelatihan kerajinan Tudong Manto sebagai kerajinan yang dilatihkan karena mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang cukup tinggi sehingga bisa menjadi alternatif peningkatan ekonomi keluarga bagi ibu rumah tangga yang tidak bekerja”, jelasnya.
Dari aspek pasar, pilihan kerajinan tudong manto juga dianggap sangat tepat karena permintaan pasarnya masih sangat tinggi baik dalam rangka acara adat maupun dalam acara acara resmi kedaerahan di kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau. Menguatnya peran lembaga adat Melayu di Provinsi dan kabupaten/kota juga dipandang dapat memberikan andil yang besar terhadap meningkatnya permintaan tudong manto. Selain itu
Pengembangan Tanjungpinang sebagai kota pariwisata dan pusat pemerintahan juga dipandang ikut meningkatkan permintaan pasar Tudong Manto, karena seringkali wisatawan atau tamu penting mencari souvenir khas daerah.
“Dan sebagi bentuk dukungannya, Walikota berkomitmen untuk menghimbau para pimpinan OPD, Camat dan Lurah untuk sekurang-kurangnya memiliki 1 buah Tudong Manto”, tutup Rustam.
Salah satu peserta tingkat mahir menceritakan hasil yang diperoleh setelah dapat menghasilkan tudong manto. “Kami telah mendapatkan pesanan pembuatan tudong Manto tidak kurang dari 8 unit setiap orangnya, dengan harga bervariasi antara Rp.1,5-2,5 juta rupiah per satuanya”, ungkapnya.
Yanto/rls