Kwarta5.com Lingga,- Unjuk rasa tersebut berlangsung dengan menyerunduk kantor PLN Sub ULP Daik Lingga serta kantor DPRD Kabupaten Lingga. Senin (04/10/21).
Aliansi Masyarakat Kabupaten Lingga yang tergabung didalam beberapa tokoh-tokoh pemuda, pagi tadi, melakukan orasi dan tuntutan terkait permasalahan kinerja PLN Sub ULP Daik Lingga yang dianggap menzolimi masyarakat,
Dalam tuntutannya, koordinator aksi demi sejumlah pemuda itu, Yusri Mandala mengatakan menuntut ketidak adilan kepada konsumen rumah tangga, karna Pihak PLN tidak mampu memberi pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
Bahkan ketidak seriusan Kepala PLN Bekerja (Terkesan Main-main), dan ia meminta untuk dilakukan audit secara mendalam tentang pemakaian BBM Solar PLN Daik.
“Kami hadir disini atas dasar masyarakat Kab. Lingga, kami merasa di lukai oleh pihak PLN Daik, kewajiban masyarakat sudah kami penuhi, namun pelayanan masih juga belum membaik/kurang. Sudah 16 tahun Kabuoaten Lingga terbentuk, dari pihak PLN Daik belum memberikan pelayanan yang terbaik,” tegas Mandala dalam orasi.
Tidak sampai disitu, dalam aksi pagi itu juga ia meminta Kepala PLN Sub ULP Daik, Ketua DPRD, dan Eksekutif hadir didepan kantor Sekretariat DPRD Lingga untuk mendengarkan dan memberikan kepastian tentang hiruk-pikuk yang terjadi selama ini yang disebakan oleh PLN.
“Kami meminta pihak DPRD dan Ketua PLN Daik Lingga untuk hadir bersama kami hari ini disini, jangan PLN mati DPRD tidur, kami ini rakyat dan kekuasaan tertinggi adalah rakyat, jadi tolong dengarkan kami rakyat kecil ini,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan PLN SUB ULP Daik, meminta maaf atas ketidak nyamanan para konsumen dan masyarakat, atas kejadian yang sering dialami oleh PLN belakangan ini, namun dalam hal itu ia mengungkapkan beberapa kendala yang sering terjadi saat pengoperasian mesin listrik.
“Pertama permohonan maaf kami atas layanan PLN di Daik Lingga, total ada 29 PLTD di Kabupaten Lingga, ada dua subsytem terbesar Dabo dan Daik, untuk Daik Lingga dibawah naungan ULP Dabo Singkep,” ujarnya
“Mesin kita ada 5 unit mesin sama dengan di Dabo cuma beda kapasitas saja, panjang jaringan sekitar 226 kilo meter dan jumlah pelanggan sekitar 7000 pelanggan. Kami sadar masalah ini tidak bisa diselesaikan sendiri karena jaringan kami melewati lahan masyarakat,” tambahnya
Ia mengaku selama ini, persoalan lahan menjadi kompleks, karna beberapa masyarakat yang jaringan listrik PLN melewati lahan warga sering tidak mendapatkan izin untuk dilakukan pembersihan jaringan.
“Pada dasarnya mesin beroperasi normal tanpa gangguan dari luar, masalahnya ada dijalur pedistribusian listrik, kendala kami dilapangan pemilik lahan tidak mengizinkan kami untuk menebang pohon yang menngagu jaringan listrik kami, bukan kami menyalahkan alam tapi itu lah kenyataaan nya, terkait dengan mesin tidak ada masalah,” ungkapnya.
Hasil dari pertemuan antara aliansi pemuda dan PLN Daik, didapati kesepakatan, yakni goro bersama dihari jum’at, dititik utama Desa Kelumu, selanjutnya antara Lingga Timur dan Lingga Utara.
Sedangkan untuk PLN di Daik harus di adakan pengadaaan alat baru dengan mengajukan surat permohonan, serta memberi waktu kepada pihak PLN untuk menyelesaikan permasalahan listrik di Kabupaten Lingga, dan meminta pihak PLN membuat program kedepan nya, sehingga nanti tidak ada pemadaman bergilir kembali.
M Maman