Kwarta5.com Jawa Timur,- Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali melontarkan letusan asap pada Minggu pagi (12/3/2023). Hingga kini, puncak kawah Jonggring Saloko dengan ketinggian 3676 Mdpl itu masih mengeluarkan asap letusan dari aktivitas vulkanik yang masih tinggi.
Berdasarkan laporan Pos Pantau Gunung Semeru dalam 6 jam terakhir, letusan asap teramati telah terjadi sebanyak 8 kali dengan tinggi kolom abu 800 meter yang mengarah ke utara dan barat daya. Sementara itu, berdasarkan pengamatan kegempaan dari Pos Pantau mencatat gempa letusan telah terjadi sebanyak 19 kali dengan amplitudo 10-12 mm berdurasi 41-103 detik.
Selain itu, terjadi 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm, lama gempa 55 detik. Dan gempa tektonik jauh terjadi sebanyak 2 dengan amplitudo 11-16 mm, S-P 19-33 detik dan lama gempa 46-75 detik.
Pihak BPBD Lumajang menyampaikan potensi terjadinya bencana erupsi bisa terjadi seeaktu-waktu. Hal ini mengingat status Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu berada pada level III (Siaga)
“Saat ini skala prioritas kita fokus ke Gunung Semeru yang sampai saat ini statusnya pda level III (Siaga). Karena adanya situasi anomali ini dan cuaca ekstrem ancaman bencana pasti terjadi terutama dari Gunung Semeru yang masih fluktuatif,” jelas Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terutama warga yang berada di lereng Semeru. “Maka dari itu, kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada, berhati-hati dan jangan panik,” ujarnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tetep mematuhi rekomendasi dari pihak Pos Pantau PVMBG Gunung Semeru untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak kawah jonggring saloko.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak dan tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Red/brst