Kwarta5.com Batam,- Kota Batam di bawah arahan dan pimpinan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, terus berupaya memperkuat infrastruktur sebagai bagian dari pembangunan yang sedang gencar dilakukan. Dalam upaya ini, pembangunan jalan protokol, bandara, pelabuhan, dan beragam akses lainnya sedang dikerjakan untuk menarik perhatian masyarakat luar Batam untuk datang dan berkontribusi melalui pajak daerah. Salah satunya adalah pengembangan wisata religi melalui masjid.Jefridin Studi Tiru Ke Pemerintah Kota Surakarta, Sabtu (27/4). Foto: Ist
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M.Pd. mengungkapkan bahwa Kota Batam memiliki sejumlah masjid besar yang menjadi pusat perhatian. Di antaranya adalah Masjid Agung, yang saat ini sedang direvitalisasi, Masjid Sultan Mahmud Riayatsyah, yang merupakan salah satu masjid terbesar di Sumatera dan Masjid Baiturrahman. Dalam waktu dekat, Pemerintah Arab Saudi juga akan membangun masjid di Temiang Kota Batam, di atas lahan seluas 15 hektar.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat kunjungan Studi Tiru ke Pemerintah Kota Surakarta, terkait pembangunan dan pengelolaan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Surakarta yang didirikan oleh Uni Emirat Arab, pada Sabtu (27/4/2024). Kunjungan ini diterima oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta, Drs. Heri Mulyono, MM.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Surakarta atas penjelasan yang diberikan. Kami tertarik untuk mengetahui lebih lanjut terkait pengelolaan masjid, terutama terkait kebijakan petugas masjid, kebersihan, pengamanan, dan aspek lainnya," ujar Jefridin.
Lebih lanjut, Jefridin menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Kota Batam mengalokasikan anggaran untuk operasional, gaji petugas masjid di masjid-masjid yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah melalui APBD. Selain itu juga memberikan insentif imam masjid, Mubalig dan guru TPQ sebesar Rp 1 juta per orang per bulan.
"Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih luas terkait pengelolaan masjid bagi Kota Batam dalam mengembangkan potensi wisata religi yang kami miliki," ucap Jefridin.
Menyikapi pertanyaan tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta, Drs. Heri Mulyono, MM. menjelaskan bahwa Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Surakarta dibangun oleh Uni Emirat Arab, dengan Kepemilikan tanah milik Pemerintah Pusat yang dikelola oleh Kementerian Agama, Meski prosesnya panjang, saat ini pengelolaan masjid telah berjalan dengan baik, meskipun kepemilikan aset masih belum sepenuhnya lengkap.
"Proses hibah masih transisi belum bisa dilakukan sampai hari ini, status kepemilikan bangunan milik Uni Emirat Arab, sedangkan tanah kepemilikan Pemerintah Pusat di Kementerian Agama. Allhamdulilah sekarang sudah berjalan baik dan proses pengelolaan mendapatkan sokongan operasional dari Uni Emirat Arab. Kita dari jamaah dapatkan Rp 40-70 juta sebulan, sedangkan Biaya operasional 1 bulan Rp 800 Juta," jelasnya.
Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Surakarta ini sendiri memiliki luas 3 hektar dan menarik sekitar 40-50 ribu jamaah setiap harinya. Sebagai perbandingan, pembangunan Masjid di Kota Batam direncanakan akan mencakup lahan seluas 15 hektar.
**